assalamualaikum wr. wb.
Sugeng Rawuh ingkang Blog Kawula, Willkommen in meinem Blog !!

Kamis, 18 November 2010

cerpen "SESAL" part 3 _ re-post from my first blog (2008)

     Sejak saat itu, Adit dan Ana semakin dekat, di sekolah mareka pun sering berjalan berdua, sampai banyak yg mengira bahwa mereka pacaran.. tapi Adit selalu mengelak bila ada yang bertanya. sedangkan Ana, sebenarnya beharap Adit mengiyakan pertanyaan dari teman-temannya, tapi mungkin belum waktunya, pikir Ana..
      Adit pun sekarang hampir setiap malam belajar bareng di rumah Ana, sepulang kerja, dia langsung ke rumah Ana. Keluarga Ana sudah menganggap Adit seperti anak sendiri, mereka memperlakukan Adit dengan baik, bahkan masih sering ayah Ana menawarkan untuk tinggal dirumahnya, namun jawabannya tetap sama, yaitu ”tidak”..



      Suatu hari di sekolah, ketika sedang istirahat, Ana ke kelas Adit, berniat mengajaknya makan di kantin. Namun, sampai di kelas Adit, Ana melihat sesuatu yang membuat hatinya panas. Ia melihat Adit sedang menerima sepucuk surat dari seorang siswi lain, surat warna pink!! Sontak saja Ana marah dan berlari kembali ke kelasnya.. ia menangis, ia takut, takut akan sesuatu yang tak jelas. Surat warna pink!!! Hanya itu yang ada dalam pikiran Ana...








      Pulang sekolah, Ana menemui Adit, dan marah-marah tak jelas, Adit bingung, Ana juga berkata agar Adit tak usah lagi ke rumah Ana. Setelah marah, Ana langsung meninggalkan Adit, belum sempat Adit bertanya apa sebab Ana marah.
     Adit pulang dengan hati bingung, ia tak tau kenapa Ana marah, yang ia tau, sekarang Ana tak mau melihatnya lagi.. sementara Ana, ia terus menangis bila teringat surat pink itu!!! Ana benar2 marah, cemburu mungkin...


Selengkapnya...

Senin, 08 November 2010

cerpen "SESAL" part 2 _ re-post from my first blog (2008)

      Sore itu pulang sekolah, Adit sudah berpenampilan rapi, hari ini dia ijin untuk tidak bekerja di restoran. Dia sengaja ijin karena akan belajar bareng dengan si Ana, gadis idamannya. Padahal Cuma belajar bareng, tapi Adit berpenampilan superrr duperrr rapi!!! Malah jadi seperti mau kondangan.
     Dengan baju terbaiknya dan bekal beberapa buku pelajaran dalam tas, Adit berangkat ke rumah Ana dengan sepeda butut kebanggaannya.. sampai di rumah Ana, Adit disambut dengan hangat oleh keluarga Ana, ternyata Ana telah banyak bercerita tentang Adit pada keluarganya sehingga mereka seperti tampak akrab.. Ayah Ana terutama terlihat sangat semangat untuk mengenal Adit lebih jauh, maklum, beliau benar-benar kagum pada Adit setelah mendengar cerita tentang Adit dari anak gadis kesayangannya.. ternyata Ana telah bercerita bahwa Adit adalah siswa terpintar di sekolah, selain itu dia juga ketua paduan suara, ketua OSIS serta menjabat sebagai wakil ketua rohis, karena itu ayah Ana takjub mendengar cerita anak gadisnya, beliau makin takjub setelah tau kalau adit adalah yatim piatu yang hidup sendiri dan dipaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya..




      Setelah cukup lama berbincang dengan keluarga Ana, keluarga Ana mulai meninggalkan Adit dan Ana untuk mempersilahkan mereka belajar kelompok.. Saat belajar bareng, Ana tak bisa berkonsentrasi, tak tau kenapa bayang-bayang Adit menutup pelajaran yang seharusnya masuk ke pikiran Ana... Ana lebih sering melamun melihat wajah Adit daripada mendengarkan Adit saat menjelaskan pelajaran, sampai-sampai kadang Adit dibuat bingung karena tatapan Ana yang selalu mengarah ke wajahnya..
      Tak terasa adzan magrib tiba, Adit minta ijin ke Ana mau numpang sholat maghrib.. Setelah sholat, Adit diajak makan malem oleh keluarga Ana, awalnya Adit menolak, tapi setelah dipaksa akhirnya dia mau.. Saat makan malam , ada perbincangan yang cukup serius antara ayah Ana dan Adit... Ayah Ana pun mulai perbincangan,
   ” Adit, maukah kamu tinggal di sini, di rumah ini?”
   ” hahaha... bapak bisa saja, bapak ini suka bercanda...”
   ” saya serius dit....”
Adit diam sesaat, sedikit berpikir, lalu dengan senyum, Adit mulai bicara,
   ” maaf pak, saya tidak bisa, saya lebih senang hidup sendiri, hidup mandiri...”
   ” loh? Kenapa? Kan malah kamu bisa berhemat, tidak perlu bayar, dapat makan juga, kamu tidak usah sungkan, kamu kan juga bisa bantu-bantu disini, bisa ngajarin si Ana juga...” sahut ayah Ana dengan mencoba meyakinkan Adit.
   ” Rasul juga dulu yatim piatu sejak kecil pak, dan beliau sudah mandiri pula, saya hanya ingin meniru Rasul, itu kan anjuran Islam, maaf bila bapak tersinggung...”
Ayah Ana hanya tersenyum, lalu beliau berkata, ” sepertinya saya sudah tidak bisa memaksa kamu, kamu punya pendirian kuat, kalau begitu saya punya satu permintaan..”
   ” apa pak?? ”
   ” kamu mau kan jadi guru les Ana??? Anggap saja seperti belajar bareng... gimana??”
   ” mmm.... iya deh pak insyaAllah... ”
   ” haha.. gitu dong... ayo dilanjutkan makannya.. ”

      Setelah makan, Adit pamit untuk pulang. Selama di perjalanan pulang, Adit yang ditemani dinginnya angin malam dan sepeda bututnya terus memikirkan Ana, berandai-andai tentang kemungkinan jadi kekasih Ana, gadis tercantik di sekolah.. Tapi ia sadar akan keadaannya, dia pun berhenti berangan-angan dan mencoba berpikir logis, lalu ia pun melanjutkan perjalanannya pulang...
      Sementara Ana, dikamarnya, sedang tersenyum-senyum sendiri memikirkan si Adit.. pikiran yang sama dengan Adit, tapi Ana berharap Adit lebih menganggapnya dari sekedar teman, karena dia pikir itu mungkin2 aja... malam itu benar2 malam yang panjang...

Selengkapnya...

Jumat, 05 November 2010

cerpen "SESAL" part 1 _ re-post from my first blog (2008)

Siang itu panas matahari menyengat seluruh kota, tak ada tempat nyaman selain di dalam bangunan. Sungai-sungai mulai kering, pohon-pohon mulai meranggas, dan sawah mulai menunjukan gejala gagal panen akibat kekeringan. Seperti inilah keadaan musim kemarau di Indonesia akhir-akhir ini. Pengaruh pemanasan global mulai benar-benar terasa.
         Adit terus mengeluh siang itu, ia merasa kepalanya hampir mengelupas(wow!!!). Adit adalah seorang siswa kelas 2 SMA favorit di kota Yogyakarta, dia yatim piatu, tinggal sebatang kara, tak punya saudara, dan ia mencari nafkah sendiri untuk membiaya hidupnya sehari-hari dengan berdagang, menjadi pelayan, dan kegiatan lain yang meghasilkan uang dengan cara halal. Karena prestasinya di bidang akademis, maka Adit bisa sekolah di SMA favorit dengan keringanan biaya.



         Adit adalah remaja yang sholeh, giat, ulet, dan pandai. Kulitnya kecoklatan, khas orang indonesia, rambutnya pendek, tidak terlalu tinggi dengan tubuh yang proporsional. Seandainya kaya, mungkin Adit sudah digandrungi banyak wanita.
        Siang itu setelah pulang sekolah, Adit langsung ke restoran tempat ia bekerja. Adit mungkin berbeda dengan remaja lain seusianya, dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja daripada bermain dan belajar. Adit sering merasa iri dengan teman-temannya yang hidupnya senang tanpa ada pengorbanan besar, namun Adit sadar bahwa inilah jalan yang dipilihkan Allah untuknya, walau lebih terjal namun tetap harus disyukuri.
        Adit bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Ia dikenal sebagai pelayan yang sangat rajin, ulet, sopan, serta soleh sehingga ia menjadi pegawai kesayangan pemilik restoran. Hari itu Adit sangat senang, beda dari biasanya. Teman-temannya di restoran juga tampak bingung. Akhirnya Doni, salah satu teman baiknya memberanikan diri bertanya padanya.
  ”dit, kok senyum-senyum dari tadi? Ada apaan?bagi crita dong..”
  ”hahaha..dari tadi mas perhatiin aku ya? Wah jadi malu, makasih ya udah perhatian sama aku, hahaha..” Adit coba balik menggoda Doni.
  ”hhiiiii.. gila ah kamu, aku masih normal !!! Nggak bisa ngebayangin aku kalo ada apa-apa sama kamu, astagfirullah...”
  ”hahaha, bercanda kali mas.”
  ”trus kenapa kamu seneng banget ni hari? Tembus ya semalem?”
  ”astagfirullah.. memang aku tukang judi?”
  ”hahaha..abis kamu nggak mau crita..”
  ”hari ini aku dapet anugrah yang gede banget dari Allah. Cewek paling cantik di sekolah ngajak aku belajar bareng di rumahnya.” Adit bercerita sambil senyum-senyum sendiri.
  ”yee, aku pikir apaan, ternyata Cuma hal sepele.”
  ”siapa bilang sepele? Ini hal terheboh. Soalnya si Ana itu nggak pernah ngajak cowok belajar bareng sama dia selama ini, berarti aku yang pertama!! hehehe.”
  ”oo jadi namanya Ana? maklumlah, peringkat satu sesekolah, siapa yang nggak mau belajar bareng kamu, dasar berlebihan.”
  ”biarlah, yang penting aku senang.”
  ”dasar anak muda.. kamu suka sama dia?”
  ”mmm...mungkin... siapa coba yang bisa nolak cewek kayak dia, udah pinter, cantik, berjilbab, sholeha, anak orang kaya lagi. Lo gimana coba? Komplit kan?”
  ”belum.. kurang pakek telor. Hahaha.”
  ”ah,mas bisa aja. Udah ah, kerja lagi, ntar dimarahi bos.”
  ”ok..ok..”

Selengkapnya...